Pom Bensin Mengurangi Takaran Pembeli, Modus Curang Terbaru Pengelola

Pom Bensin di Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, digerebek Senin 6 Juni 2016, digerebek aparat sebab melakukan kecurangan terhadap konsumen. SPBU tersebut mengurangi jumlah takaran dari mesin dispenser BBM. Kejahatan itu terbongkar setelah ketangkap basah oleh Tim Subdit Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

Para pelaku yang juga melibatkan pengelola, menggunakan remote untuk mengendalikan dispenser SPBU. Jika lampu menyala berarti normal, sedangkan jika lampu mati berarti sedang dicurangi. Menanggapi hal tersebut, PT Pertamina (Persero) mengaku tidak mengetahui modus kecurangan tersebut. Pihaknya menilai, teknik yang dilakukan tersebut merupakan tindak kecurangan baru.

Penipuan Pom Bensin

"Hasil monitoring kami (di SPBU Rempoa), yang terakhir itu Mei hasilnya bagus. Namun, ternyata dia menggunakan teknologi, seperti apa yang disampaikan pihak Kepolisian. Ini adalah satu modus baru, dan ini masukan bagi kami untuk melakukan perbaikan," ujar General Manager Marketing Operation Region III PT Pertamina, Jumali di Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa 7 Juni 2016. Lantaran masuk dalam modus kecurangan baru, Jumali mengakui, sampai saat ini pihaknya masih harus mempelajari dan mencari solusi pasti untuk membongkar tindak kejahatan serupa.

"Ini cukup canggih, keterangan Kepolisian menggunakan remote dari jarak jauh. Jadi, pengecekan kita empat kali selama empat bulan itu hasilnya bagus. Artinya, mereka bisa mengatur saat melakukan pemeriksaan dan ini akan menjadi materi untuk kita bagaimana mensiasati ini. Karena ini, tidak bisa terlihat secara kasat mata," tambahnya.

Terkait dengan tindakan tersebut, Pertamina telah melakukan langkah tegas dengan menghentikan pendistribusian BBM, serta melakukan blok, sehingga SPBU tersebut telah berhenti beroperasi.
"Berhubungan dengan hal tersebut, kami tidak akan mentolerir. Mulai kemarin, kami sudah tidak menyalurkan BBM di SPBU tersebut, kami blok penyalurannya dan tidak beroperasi lagi," kata Jumali.

Silakan bagikan ini agar ada tindakan nyata dan razia ketat sebab kerugian masyarakat dari hal ini sangat luar biasa.
sumber: bagi.me
Artikel bermanfaat lainnya:

Facebook CommentsShowHide

0 komentar