Tau Ga Sih? 7 Hal Berikut Ini Membuat Orang Mudah Menghakimimu

Otak manusia secara tak sadar 'terlatih' untuk mudah menghakimi. Akan sangat sulit jika kita bertemu seseorang tanpa mengevaluasinya dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan menginterpretasikan perilaku apapun yang dilakukannya.

Sementara kita cenderung berpikir bahwa dalam menghakimi seseorang biasanya hal tersebut tersirat di dalam percakapan ataupun perilaku-perilaku yang langsung, hal ini sama sekali bertentangan dengan apa yang penelitian temukan. Faktanya, mayoritas dari apa yang jadi 'bahan' kita untuk menghakimi seseorang, ternyata terfokus pada hal yang lebih kecil dan lebih tersirat. Hal-hal seperti cara berjabat tangan atau bahasa tubuh. Tanpa sadar, kita membentuk sebuah opini komplet tentang seseorang berdasarkan beberapa perilaku ini.

Menilai Orang

Dilansir dari The Huffington Post, sebuah studi yang dilakukan oleh University of Kansas menyatakan bahwa kita bahkan sangat baik dalam menghakimi kepribadian seseorang berdasarkan hal kecil semacam itu, bahkan seseorang dapat secara akurat dapat memprediksi hal seperti sifat introvert atau ekstrovert seseorang, kemampuan kontrol emosi, tingkat toleransi, dan keterbukaan mereka terhadap sesuatu, hanya dengan melihat dari sepatu apa yang dipakai, atau cara mereka berbicara.

Berikut adalah beberapa hal yang biasa digunakan orang untuk menghakimi tingkah laku kita.

1. Anda sering mengecek smartphone
Tak ada yang lebih menyebalkan ketimbang berbicara dengan seseorang yang di tengah pembicaraan malah mengeluarkan smartphone dan mengalihkan pandangan ke layarnya. Melakukan hal tersebut sangat lekat kaitannya dengan rendahnya rasa menghargai Anda ke lawan bicara. Hal ini juga sangat berpengaruh pada kemampuan menyimak apa yang disampaikan lawan bicara Anda, serta terkadang menunjukkan seberapa semangat dan tekad Anda secara general.

sering mengecek smartphone

Oleh karena itu, jangan sampai melakukan hal semacam ini kecuali jika dalam keadaan darurat. Sebuah studi dari Elon University mengkonfirmasi bahwa mengeluarkan smartphone ketika bercakap-cakap menurunkan kualitas maupun kuantitas dari interaksi seseorang.

2. Kebiasaan repetisi, canggung, serta gugup
Ketika bercakap-cakap, jika Anda sibuk menggosok-gosok tangan atau memegang kuku, ataupun menyentuh wajah secara tidak perlu, Anda tentu akan dengan mudah dihakimi sebagai orang yang gugup, banyak pikiran, dan tak bisa mengontrol diri Anda sendiri. Berbagai hal yang bisa membuat Anda dianggap sebagai orang yang canggung adalah selalu menunduk, pasif serta mengulang-ulang perkataan atau repetisi. Tentu hal ini bukan hal yang baik jika Anda berada di situasi formal seperti harus berbicara di depan umum, atau sedang wawancara kerja.

Canggung Atau Gugup

Sebuah Riset dari University of Michigan namun melihat suatu hal yang positif dari kebiasaan ini. Dalam risetnya, seseorang yang bertingkah laku gugup, sebenarnya adalah orang yang punya kepribadian perfeksionis. Suatu hal yang selalu dirasa kurang dari dirinya sendiri akan membuat dirinya tidak percaya diri, dan berperilaku gugup. Bahkan, mereka akan mudah frustasi serta mudah bosan juga.

3. Anda terlalu lama membuka pertanyaan
Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang, namun Anda tak pernah dapat kesempatan berbicara? Anda hanya mendengarkan seseorang yang sepanjang percakapan hanya membicarakan dirinya sendiri? Tentu Anda dan semua orang pasti pernah merasakan hal seperti ini.

Waktu yang diperlukan untuk seseorang untuk membuka pertanyaan adalah kuncinya. makin sedikit waktu untuk melempar pertanyaan, tentu kepribadian orang tersebut makin kuat.

Seseorang yang hanya membicarakan dirinya sendiri, cenderung akan dengan mudah dianggap sebagai orang yang egois, dominator, bahkan menyebalkan. Sebaliknya, seseorang yang seringkali membuka pertanyaan untuk berdiskusi dan tak banyak membagi hal yang berkaitan dengan dirinya, akan dengan mudah dianggap orang yang rendah hati.

Orang yang dengan mudah melakukan timbal balik dalam sebuah percakapan dan seimbang antara menceritakan dirinya dan rasa ingin tahunya terhadap perspektif lawan bicaranya adalah seorang komunikator yang baik.

4. Cara berjabat tangan yang 'lemah'
Ternyata sudah sangat umum untuk mengaitkan antara cara berjabat tangan dan kepribadian. Biasanya, seseorang akan menganggap orang lain yang berjabat tangan dengan lemah dengan kepribadian seperti kepercayaan diri yang rendah serta pribadi yang 'lesu.'

Cara berjabat tangan

Sebuah studi dari University of Alabama menunjukkan bahwa, meski cara berjabat tangan adalah hal yang sangat tak berdasar untuk menghakimi seeorang, berjabat tangan bisa secara akurat menunjukkan kepribadian seseorang. Secara spesifik studi ini menunjukkan bahwa berjabat tangan dengan tegas menunjukkan kepribadian yang percaya diri, ekstrovert, serta tidak berpikiran 'aneh.'

5. Datang terlambat
Akan sangat sulit dipungkiri jika Anda datang terlambat ke suatu tempat, Anda akan dianggap orang yang tidak tepat waktu selamanya. Bahkan kepribadian Anda akan dengan mudah dianggap sebagai tukang menunda-nunda pekerjaan, pemalas, serta gampang kehilangan ketertarikan.

Namun berbeda dengan asumsi masyarakat terhadap orang yang 'hobi' datang terlambat, sebuah studi dari San Diego University yang dihelat oleh Jeff Conte, seseorang yang sering terlambat adalah orang yang mampu melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu atau multitask, atau orang yang cukup santai karena dia tahu apa yang dikerjakan.

Datang Terlambat

Kepribadian ini dideskripsikan sebagai kepribadian yang dimiliki seseorang dengan golongan darah B. Tipikal orang bergolongan darah B memang adalah individu yang seringkali terlambat karena mereka menjalani waktu yang lebih lambat daripada orang normal.

Yang terbaik adalah jangan terburu-buru menghakimi seseorang berdasarkan jam kedatangannya. Sebaliknya, bertanyalah kendala apa yang membuatnya terlambat, ketimbang membuat asumsi negatif.

6. Tulisan tangan tertentu
Sama seperti berjabat tangan, tulisan tangan seringkali dijadikan bahan untuk seseorang menghakimi kepribadian orang lain. Namun seringkali hal ini hanya merupakan stereotip yang salah dan tak terbukti.

Tulisan tangan

Seperti banyak yang percaya bahwa seberapa keras Anda dalam menekan pulpen ke kerta ketika menulis, terkait dengan seberapa tegang dan gelisah Anda. Atau kemiringan tertentu dalam menulis menunjukkan sifat ekstrovert atau introvert seseorang, serta rapi dan tidaknya tulisan Anda, dianggap terkait dengan terorganisirnya kehidupan Anda.

Namun tak pernah ada riset yang membuktikan bahwa tulisan tangan dan kepribadian itu punya sebuah keterkaitan. Justru di era tulisan lebih banyak diketik menggunakan komputer maupun smartphone, hal ini tentu makin kabur.

7. Cara kontak mata
Kontak mata adalah hal yang cukup penting dalam berkomunikasi. Namun meski cukup penting untuk tetap berkontak mata ketika bercakap-cakap dengan seseorang, melakukannya tanpa henti juga tidak baik. Jika melakukannya, Anda akan dengan mudah dianggap sebagai orang yang agresif dan menakutkan.

Kontak Mata

Sebaliknya, jika Anda sedikit berkontak mata dan banyak mengalihkan pandangan ketika berbicara, Anda akan menerima berbagai label dari lawan bicara Anda. Mulai dari gugup, pemalu, tak bisa menyampaikan pesan dengan baik, bahkan dianggap sebuah bentuk tidak menghargai lawan bicara.

Kunci dari kontak mata adalah keseimbangan. Sebuah studi menunjukkan bahwa kontak mata yang seimbang adalah dengan hanya melakukan 60 persen kontak mata dari keseluruhan percakapan. Dengan ini, Anda akan dianggap menarik, ramah, serta bisa dipercaya.
sumber: merdeka.com
Artikel bermanfaat lainnya:

Facebook CommentsShowHide

0 komentar