Wow Koleksi Uang Ini Munculkan Tulisan Kun Fayakun Ga Percaya? Cek Aja.!

Ada koleksi unik milik Yanuar Sahil, salah seorang kolektor barang antik di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Koleksi unik itu berupa uang kertas bergambar Presiden Republik Indonesia Sukarno keluaran tahun 1960-an. Jika diterangi dengan sinar ultra violet di ruang gelap, maka akan muncul tulisan Al Quran dengan lafaz kun fayakun di bagian atasnya.

Yanuar menuturkan, uang itu ia peroleh ketika ia masih muda. Awalnya Yanuar tidak mengetahui bahwa uang yang ia koleksi itu bisa muncul tulisan kun fayakun.

Kun FaYaKun Uang Soekarno

Ia mengetahuinya secara tidak sengaja saat mencoba menyinari uang dalam jumlah cukup banyak itu dengan senter ultraviolet yang biasa digunakan untuk mengecek uang palsu. Tidak hanya tulisan kun fayakun, di empat sudut uang kertas berwarna hijau tersebut ada juga tulisan Allah.

Selain uang bertuliskan huruf Arab tersebut, ada pula koleksi unik lain, yaitu uang kertas yang dapat melengkung sendiri saat diletakkan di telapak tangan. Uang itu juga bergambar Sukarno.

Koleksi Yanuar tidak hanya uang bergambar Sang Proklamator. Berbagai uang cetakan lama, baik cetakan dari Indonesia maupun dari sejumlah negara lain, juga ia koleksi. Uang-uang itu ia susun rapi di dalam bingkai.

Selain uang, Yanuar juga mengoleksi barang antik, seperti piring kuno, buku tua karya Bung Karno berjudul "Di Bawah Bendera Revolusi", guci kuno, jam dinding tua, bahkan ada yang jam yang dibuat pada zaman penjajahan belanda.

Sejumlah pedang tua juga menghiasi rumahnya di Kelurahan Pasar Prabumulih, Kota Prabumulih. Ada pula koleksi berupa sebuah piano tua yang menggunakan tuts berbahan kayu. Sayangnya, piano buatan tahun 1930-an itu sudah tidak berfungsi lagi.

Barang-barang antik itu dikumpulkan oleh Yanuar sejak ia masih muda hingga di usianya sekarang yang sudah mencapai 70 tahun lebih. Sebagian barang itu ia peroleh dari membeli, ada pula yang berasal dari pemberian teman dan koleganya.

Untuk merawatnya, Yanuar secara rutin membersihkannya dengan cara mengelap untuk menghilangkan debu yang menempel. "Banyak tamu yang datang dan tertarik untuk membeli, tapi saya tidak tertarik untuk menjualnya," kata tokoh organisasi Kosgoro Kota Prabumulih itu.
sumber ;regional.kompas.com
Artikel bermanfaat lainnya:

Facebook CommentsShowHide

0 komentar